Pages

[Impresi] Kita vs Korupsi

Ada yang pernah menonton film ini?

Kita vs Korupsi


Sayang sekali kalau belum nonton film ini. Sejujurnya, aku baru tahu tentang film ini baru-baru ini. Kalau tidak salah hari minggu malam, waktu itu aku sedang nonton TVRI bersama papa, kemudian tidak sengaja bertemu film ini.

Sedikit cerita, Kita vs Korupsi adalah sebuah film omnibus, sekumpulan film-film pendek yang bernaung dalam satu judul. Menurut yang aku baca film ini dibuat untuk penyuluhan masalah korupsi di sekolah-sekolah.

Trailer Kita vs Korupsi

Ada empat judul dalam omnibus ini. Dan, bagaikan minum kopi, semuanya punya rasa yang beda-beda. Kusebutkan satu-satu, ya. Omong-omong, sinopsisnya aku comot dari page Wikipedia-nya Kita vs Korupsi.

KvsK 1: Rumah Perkara (Sutradara: Emil Heradi)

"Bapakmu ini ... kawan kamu atau musuh kamu?"
Rumah Perkara menceritakan Yatna (Teuku Rifku Wikana), lurah, setuju menjual tanahnya kepada Jaya (Icang S. Tisnamiharja), seorang kontraktor. Halangannya adalah Ella (Ranggani Puspandya), janda yang tidak rela tanahnya dibeli. Terjadilah usaha-usaha, baik dari Yatna maupun anak buah Jaya, untuk mengubah niatan Ella.

Pendapatku, judul ini mengekspos tentang bagaimana seorang pemimpin memegang amanahnya. Memegang kata-katanya, terhadap siapa mereka memimpin, terhadap banyak hal. Kalau aftertaste setelah dari Rumah Perkara.sendiri, memberi kita hikmah, kalau perbuatan kita yang tercela (dalam hal ini korupsi) dampaknya itu akan ada, dan akan tampak Barangkali judul ini dibuat untuk menunjukkan betapa korupsi itu nantinya membuat kita jera di belakang. Ya, dengan menunjukkan ruginya menjadi koruptor. Omong-omong, aku suka karakter Ela. Untuk seorang janda, dia punya tindak-tanduk yang keren.

KvsK 2: Aku Padamu (Sutradara: Lasja F. Susatyo)

"Kita itu cerminan dari rumah kita ...."
Aku Padamu menceritakan Vano (Nicholas Saputra) dan Laras (Revalina S Termat) ingin menikah di luar sepengetahuan keluarganya. Sayangnya, tanpa kartu keluarga niat mereka urung terwujud. Seorang calo menawarkan jalan pintas, yang menciptakan dilema tersendiri di pasangan muda-mudi ini.

Nah, ini salah satu bagian dari omnibus yang aku tonton di TVRI (oh! Aku lupa bilang kalau sebagian aku tonton di TVRI, sebagian lagi di youtube). Menurutku ceritanya bagus, sih. Tentang pilihan, tentang pengorbanan untuk menegakkan pendidikan moral sejak dini. Dan hikmah yang bisa kita ambil adalah ketika kita memutuskan hendak melakukan perbuatan tercela atau tidak, itu pilihan kita sendiri. Tidak ada yang namanya "tidak ada jalan lain", jalan itu ada bagaimanapun caranya, kan semuanya pilihan kita juga.

Rasanya bakal lebih make sense kalau impresi bagian ini dibaca setelah menonton filmnya, hehehe. Tapi yang jelas, Aku Padamu berbicara tentang pernikahan, tentang KUA, tentang Kartu Keluarga, tentang bagaimana godaan berbuat tercela itu bisa dalam cara yang sangat manis sekalipun. Begitulah. Omong-omong, banyak quote bagus bisa didapat dari film ini. Menurutku sih.
"If you wanna do the right thing, let's do it the right way."

KvsK 3: Selamat Siang, Rissa! (Sutradara: Ine Febriyanti)

"Semuanya kembali dari asalnya. Bagaimana kita, dari mana kita berasal. Kebaikan berasal dari kebaikan sebelumnya. Hal yang mungkin absurd di zaman ini. Tapi minimal, masih ada yang mampu bertahan."
Selamat Siang, Risa! menceritakan Arwoko (Tora Sudiro) berusaha hidup dan kerja secara jujur, walau teman-teman sejawatnya banyak melakukan korupsi. Tantangan muncul dalam wujud segepok uang pelicin, tepat ketika keluarganya terlilit kesulitan ekonomi.

Pendapatku? Boleh dibilang ini judul yang paling aku sukai dalam omnibus ini. Maksudnya ... kenapa tidak? Latarnya yang Indonesia-retro, ditambah lagi melihat kenyataan masa sekarang dengan turun ke jalan ... itu kan latar favoritku banget! Dari pertama kali nonton ini di TVRI, aku langsung klik dengan ceritanya. Hahaha....

Aftertaste setelah menikmati judul ini? Pastinya berbeda dari judul sebelumnya. Kalau Aku Padamu memberi kita hikmah tentang pilihan memilih jalan yang baik atau yang buruk, Selamat Siang, Rissa! memberi hikmah tentang bagaimana pilihan kita terhadap kebaikan hari ini dapat tampak pengaruhnya bahkan setelah bertahun-tahun berlalu.

KvsK 4: Psssttt ... Jangan Bilang Siapa-Siapa (Sutradara: Chairun Nissa)

"Menurut kalian, siapa yang salah?"
Psssttt... Jangan Bilang Siapa-Siapa menceritakan Ola (Siska Selvi Dawsen) membeli buku pada Eci (Nasha Abigail) dengan harga yang cukup mahal. Gita (Alexandra Natasha) pun jadi penasaran, kenapa harga buku yang dijual Eci lebih mahal dari pada yang dijual di toko buku. Gita lalu iseng-iseng bertanya tentang asal muasal harga buku tersebut. Tak diduga hasil iseng-iseng tersebut malah membongkar adanya praktek korupsi beruntun yang dilakukan oleh banyak pihak.

Pendapatku? Dari semua judul di omnibus ini, judul inilah yang latarnya paling dekat dengan kehidupanku sekarang. Kehidupan sekolah. Film ini mencoba menggambarkan kasus korupsi di sekitar kita. Tdak hanya di sekolah, bisa di rumah, bahkan di sebuah perusahaan.. Contoh-contohnya memang biasa, bahkan bisa jadi terlihat sepele, tapi memang seperti itu 'kan? Memang seperti itu 'kan korupsi yang jadi budaya kita? Lama-lama membuat kita menggampangkan korupsi, lama-lama membuat kita terbiasa berpikir kalau korupsi itu hal yang kecil.

Aftertaste dari judul terakhir ini, berbeda dari judul-judul sebelumnya tentunya, bukan lagi berupa hikmah. Memang, hikmah itu pasti ada, tapi yang membuat judul ini menjadi penutup yang menarik adalah bagaimana film ini mengembalikan segalanya ke wajah pemirsa. Menyisakan sebuah pertanyaan di benak pemirsa, "setelah kita sadar semua yang kita lakukan, mana yang kita pikir itu benar?".

---

Begitulah impresiku terhadap film ini. Kalau belum lihat film-nya, bisa lihat lengkapnya di sini. Atau, kalau mau lihat per judulnya, bisa dilihat di channel clubindonesiabersih.

Siapa tahu setelah nonton filmnya, kita bisa tukar pendapat soal impresi masing-masing?

0 komentar:

Posting Komentar