Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak pernah diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu.
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
- Ditulis oleh Sapardi Djoko Damono (click for English translation)
Ingat, ini karya Sapardi Djoko Damono. Bukan karya Kahlil Gibran, atau siapapun lainnya.
Beberapa waktu yang lalu, aku disodori puisi ini kemudian ditanyai "Kamu tahu ini puisi karya siapa?", aku bingung. Sepertinya aku pernah membaca puisi ini sebelumnya, tapi aku tidak tahu siapa nama penulisnya--yah, aku tahu ini bisa dikatakan kekurangan respek terhadap si empunya kreativitas, tapi karena aku lupa mau bagaimana lagi. Hampir saja aku mengatakan "Kayaknya aku pernah baca puisi ini. Jangan-jangan ini bikinan Mas ya?", tapi dipikir-pikir guyonan ini tidak lucu. Akhirnya aku cuma menjawab asal "Emha Ainun Najib?", tentu saja dijawab dengan "Bukan".
Mengapa Emha Ainun Najib? Entah satu hal dan lainnya membuatku menghubung-hubungkan ide puisi ini dengan Cintaku karya Emha Ainun Najib. Padahal, kalau dipikir-pikir, Cintaku dan Aku Ingin ini memiliki perbedaan yang lumayan mencolok dari segi gaya bahasa. Menurutku, Cintaku cenderung lebih hiperbolis, sedangkan untuk Aku Ingin tidak terlalu muluk, kata-katanya sederhana saja, tetapi jika dirangkai menjadi bait-bait seolah-olah memiliki kekuatan tersendiri!
Mulai sekarang akan kuingat-ingat nama penulisnya. Sapardi Djoko Damono. Sapardi Djoko Damono.
0 komentar:
Posting Komentar