Makanan, minuman, keduanya ada di pada radius jangkauan tanganku. Tidak jauh. Lumayan cukup untuk memenuhi apetit besar, kalaupun mungkin.
Ada jendela yang menghubungkanku dengan dunia. Dapat saja aku menyeberang secara maya, tinggal menekan tombol saja, mudab saja.
Ada berjilid kertas-kertas bercetak di horison pandanganku. Sebagian bakal membuatmu tersenyum, sebagiah bakal membuatmu pusing, sebagian lagi bisa jadi makanan untuk otakmu.
Ada musik di ruangan ini. Mengalun sesuai keinginan hati. Oh, mereka menurut saja ketika aku minta mereka memainkan lagu apapun.
Ada bantal di ruangan ini. Bermacam ragam boleh pilih mana yang kau suka. Aku punya yang berisi bulu, aku punya yang berisi dakron. Ada yang bentuknya mirip balok, dengan lekuk-lekukan--menyesuaikan tulang punggung, konon katanya--ada pula yang terlampau penuh hingga bantalnya menggelembung.
Ada pendingin ruangan di dalam sini. Menggantung di dinding. Di sisinya ada kipas, menyedot atau membawa angin tak ada masalah. Kalau kau minta lebih, ada jendela bertirai biru yang bisa kau buka.
.
Dengarkan aku, sampai ke bisikan yang tidak terdengar
Lihat aku, hingga ke debu yang paling mikroskopis
.
Malam ini, aku bersisian dengan gelas oranye dan roti yang bertengger di atas piring. Tapi ini roti dingin. Dan aku enggan menyakiti gigiku hingga ke akar, jadi aku harus menunggu dulu. Menunggu.
Jendela yang menghubungkanku dengan celah dunia digital ini ... aku bahkan tidak menyentuh tombol "nyala". Jadi jendela tidak membawaku ke mana-mana. Ini jendela memberiku bidang hitam, saja.
Ini bercarik, berjilid kertas. Aku tidak memandanginya sambil tertawa atau menangis. Aku sedang tidak pada waktu prokrastinasi, maaf. Yang aku baca berisi kata-kata dan kalimat. Makanan otak, haha, jelas. Tetapi otakku mengunyah, menelan, dan mecerna tiap huruf dan spasinya untuk bertahan hidup, untuk tujuan.
Ini musik yang berputar, digital. Dari satu pengeras suara. Dari satu daftar lagu, yang kusuka. Tapi bukan berarti aku dapat menyalakannya sekeras, sedahsyat, apa-apa. Toh hanya aku yang sedang ingin mendengarkan.
Ini ada bermacam bantal. Pilih, bawa pulang satulah. Karena aku sangat suka selimut. Suka sekali. Hangat dan memberimu rasa angan, benarkan? Di dalam selimut itu bagai bersembunyi dari sekitarmu, membuat dunia yang hanya sebesar ringkukan badan. Tapi itu cukup.
Ini ada pendingin, kipas, jendela ... tiada satu saja yang menyala atau membuka. Tidak sekarang. Ruangan ini dingin, cukup dingin untuk ditempati hanya sendiri.
.
Aku belum berkata bahwa ini malam hari. Dan ini ruang terasa dingin. Kalau semua orang mungkin hijrah ke negeri mimpi, atau sebagian lagi turun ke jalan dan hidup nokturnal, di luar sana, aku di sini.
Aku terjaga, sendirian. Di dalam ruangan. Membuka jendela pikiran, lari ke dunia imajinasi, sambil sesekali mengerjakan urusan dunia nyata. Hei, sendirian itu tidak selalu buruk.
Aku juga perlu kau agar tahu bahwa ... tidak selalu semua yang terdengar olehmu itu benar adanya dan tidak selalu semua yang kau percaya salah itu keliru adanya.
Aku perlu kau tahu untuk mengetahui bahwa ... dunia ini lebih rumit dibandingkan memisahkan mana yang benar dan yang keliru. Aku perlu kau tahu bahwa aku tahu kau menganggap segala yang kuutarakan ini paradoks sederhana.
Aku perlu kau tahu bahwa menikmati visual dunia ini hanya butuh indera, tetapi untuk mengenal dan mengerti tentangnya ada lebih dari itu yang kau butuh.
Aku perlu kau tahu aku menulis ini agar kau tahu satu bagian dari benakku, untuk bahan kita berpikir.
- 9 Juni 2013, nightconitating alias rambling ditemani Megurine Luka yang bernyanyi "You and Your Beautiful World" (Yuyoyuppe)
0 komentar:
Posting Komentar