Pages

Bagaimana Kata "Pacaran" Tercetus?

Hari Jumat kemarin, ketika sedang ikut bimbingan rohani (birama) dengan Mbak Ulfa, kelompok birama kami sedang membahas tentang asal mula kata pacaran. Bahasan ini dipetik dari tweet Ustad Salim A. Fillah, menurut Mbak Ulfa.
Jadi adat Melayu ketika zaman dahulu kala, jika ada seorang lelaki yang tertarik pada seorang wanita dan bermaksud untuk menikahinya, lelaki itu akan memainkan suling di bawah rumah sang gadis (1. Ada juga yang mengatakan menggunakan bantuan pembaca pantun, 2. Sepertinya orang Melayu zaman dahulu tinggal di semacam rumah panggung). Ketika ayah sang gadis sudah mengerti maksud pemuda tersebut, ayah sang gadis menarik pemuda tersebut untuk mengklarifikasi.
Setelah saling setuju, sang gadis dan sang pemuda tidak diizinkan untuk bertemu dalam tempo beberapa lama. Sang gadis menjalani training menjadi ibu rumah tangga (memasak, bersih-bersih, dsb.) dan sang pemuda pergi untuk bekerja dan mempersiapkan pernikahannya dengan sang gadis. Pada tangan sang gadis dipakaikan pacar air (tanaman yang jika dihancurkan daunnya dapat menghasilkan warna, biasanya digunakan di kulit, bisa juga di kuku, semacam henna begitulah). Pacar air dapat hilang dalam jangka waktu tertentu. Jika sang pemuda tidak segera kembali hingga pacar tersebut hilang, sang gadis boleh dinikahi oleh pemuda lainnya.
Begitulah kata "pacaran" bermula.
Sungguh jauh beda dengan gaya pacaran sekarang yang cenderung "tidak ingin dipisahkan" dan "sengaja dilama-lamakan" bukan?

0 komentar:

Posting Komentar